STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD PDGK4105
MODUL 1
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Kegiatan belajar 1
Konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran
1.
Belajar
memiliki tiga atribut pokok ialah:
a. Belajar
merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
b. Hasil
belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik,
maupun afektif.
c. Belajar berkat mengalami, baik
mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui
media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan.
(lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
2. Supaya
belajar terjadi secarta efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara
lain:
a. Motivasi,
yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan
langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
b. Perhatian
atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi.
Untuk pemusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap
diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c. Aktivitas.
Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak
belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa
lebih aktif belajar.
d. Umpan balik
di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya
pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu
menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa
akan pelajaran tersebut.
e. Perbedaan
individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain.
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat
mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat
diperlukan.
3.
Pembelajaran
merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada
tujuan Variabel Strategi Belajar Mengajar
Kegiatan belajar 2
Perbedaan pendekatan,strategi,metode
dan teknik pembelajaran
1. Pendekatan
strategi, metode dan teknik pembelajaran pada hakikatnya tidak dapat di
pisahkan. Ke empat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran.
2. Pendekatan
strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan atau sedang di gunakan
dapat di ketahui dari langkah langkh pembelajaran yang telah tersusun atau
sedang terjadi.
3. Pendekatan
epmbelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran
4. Strategi
pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar
yang di miliki dan yang dapat di kerahkan untuk mencapai tujuan pembelajran
yang telah di tetapkan.
5. Metode
mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
6. Teknik
pembelajaran mengambarkan langkah langkah menggunakan metode mengajar, yang
sifat lebih opersional.
7. Faktor
faktor yang perlu di perhatikan dalam penentu teknik pembelajaran diantaranya
adalah kemampuan dan kebiasaan guru ketersedian sarana dan waktu , serta
kesiapan siswa.
kegiatan belajar 3
faktor faktor penentu dalam
pemilihan strategi dan pembelajaran
1. faktor
faktor yang perlu di pertimbangkan dalam dalam memilih strategi pembelajaran
ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan
materi pelajarn, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru.
2. Gagne
mengklasifikasi hasil hasil belajr atau tujuan pembelajaran kedalam lima jenis
tujuan beljar sebagai berikut.
a.
Ketrampilan
intlektual dengan tahapan tahapannya :
1. Kemampuan
membedakan ( diskriminasi )
2. Kemampuan
mengenal konsep konkret
3. Kemampuan
memahami konsep terdefinisi
4. Kemampuan
meggunakan aturan, rumus hukum dalili prinsip
5. Kemampuan
memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai aturan
b.
Strategi
kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara – cara memberikan perhatian
, belajar mengingat dan berfikir
c.
Informasi
verbal yaitu menyimpan nama / label fakta, dan pengetahuan dalam ingatan
d.
Keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan – kegiatan fisik
e.
Sikap yaitu
kemampuan menampilakn prilaku yang bermuatan nilai nilai
3. Setiap jenis
tujuan pembelajaran menurutperoses pembentukan yang berbeda tujuan yang
bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengkajian. Tujuan yang
bersifat penguasaan keterampilan menutut kegiatan berlatih. Sementara itu,
tujuan yang bersifat sikap dan nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap
sikap dan nilai yang di harapkan di kuasai.
4.
Yang perlu
di pertimbangkan dari faktor siswa di dalam memilih strategi pembelajaran,
antara lain :
a.
Siswa
sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan dari siswa lain
b.
Jumlah siswa
yang mengikuti pelajaran
c.
Faktor
fasilitas, ruang dan waktu yang perlu di pertimbangkan dalam memilih strategi
pembeljaran ialah:
1.
Jumlah
karakteristis alat pembelajaran dan peraga
2.
Jumlah
karakteristik sumber pembelajaran ( bahan cetakan dan lingkungkungan )
3.
Ketersediaan
ruangan yang di butuhkan
4.
Jumlah waktu
yang tersedia
5.
Faktor guru
yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran ialah kemampuan menguasai
bahan pelajaran dan kemampuan mempelajarkan siswa
Kegiatan belajar 4
Berbagai jenis strategi pembelajaran
1.
Atas dasar
pertimbangan proses pengolahan pesan.
a.
Strategi
Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari
mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau
bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri.
Strategi
Deduktif
dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep
terdefinisi.
b.
Strategi
Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau
rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik
konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
2.
Atas dasar
pertimbangan pihak pengolah pesan.
a.
Strategi
Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah
oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik
guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya
kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan
berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
b.
Strategi Heuristik.
Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa.
c.
Siswa yang
aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan
dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan untuk
mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan
Strategi Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi
juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif,
mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagai atas Diskoperi dan Inkuiri
3.
Atas Dasar
Pertimbangan Pengaturan Guru
a.
Strategi
Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa
b.
Strategi
Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau
lebih guru mengajar sejumlah siswa.
Pengajaran
Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau
sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
4.
Atas Dasar
Pertimbangan Jumlah Siswa
a.
Strategi
Klasikal
b.
Strategi
Kelompok Kecil
c.
Strategi
Individual.
5.
Atas Dasar
Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
a.
Strategi
Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
b.
Strategi
Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi
guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Ø Kegiatan belajar 1
Pengertian Belajar Beberapa aspek yang perlu di kuasai guru dalam kegiatan
belajar di antaranya sebagai berikut belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada
dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi
edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is experience), artinya
belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam
interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional yang pada
akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
Ada 4 pilar yang perlu di perhatikan dalam belajar yaitu belajra untuk
mengetahui ( learning to know ) belajar untuk berbuat ( lerning to do ) belajar
untuk hidup bersama ( lerning to live together ) dan belajar untuk menjadi (
learning to be ) semua itu harus di terapkan pada peroses belajar di sekolah
dasar baik dalam kelas ataupun luar kelas.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar
1.
Bagaimana
cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini ia (yang dilatih) harus berpikir,
berkonsentrasi, dan memvisualisasikan diri ke dalam perbuatan dan mencobakannya
ke dalam bentuk latihan.
2.
Bagaimana
cara-cara ia belajar menerima kritikan atas kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan, dan kemudian melakukan
perbaikan-perbaikan sesuai isi kritik yang diberikan padanya.
3.
Bagaimana ia
memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang dibutuhkan? Ia akan mengalami
peristiwa-peristiwa dalam situasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya dan
dari situ ia memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan (bersifat reaktif)
yang dibutuhkannya.
4.
Bagaimana ia
belajar membina kekkompakan dalam kelompok? Tentunya ia akan berdiskusi dengan
teman dan kelompoknya, menempatkan posisi, melakukan tugas, dan tanggung jawab.
Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan
suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat
laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya
Kegiatan
belajar 2
Karakteristik
proses belajar dan tahapan perkembangan siswa sekolah dasar
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar,
esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah
prilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses
belajar mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun
strategi yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses
belajar adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang
utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda.
Berdasarkan teori perkembangan setiap siswa memiliki tahapan perkembangan
sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap proses belajar yang ditempuh
siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian
aktivitas siswa melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.
Ada beberapa
belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar
di Sekolah Dasar.
Teori
Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki
sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat,
berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar
berpikir, mengamati dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang
meliputi a) belajar mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau
kejadian, misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”. b)
menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. Belajar itu
sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan secara
optimal melalui kegiatan belajar.
Teori
Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut
S-R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku
yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi
aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan
stimulus-respons yang membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol.
Hukuman (punishment) dan
ganjaran (reward) merupakan
penguatan (reinforcement) yang
dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
Teori
Insight
Menurut
teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi
apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat
eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
Teori
belajar Gestalt
Menurut
teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar
lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang
mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk
problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan
datang).
Siswa
belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan
(inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).
Dalam
prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni
satu per satu.
1.
Signal learning (belajar melalui isyarat)
2.
Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak
balas).
3.
Chaining
learning (belajar melalui perangkaian)
4.
Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
5.
Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
6.
Concept learning (belajar melalui konsep)
7.
Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
8.
Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Hasil Belajar
Hasil
belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam
belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku
yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.
Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga
menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di atas.
Untuk
melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan
ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan :
1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau
diinformasikan; 2) kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub)
pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3)
kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut
persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
Kegiatan
belajar 3
Karakteristik
pembelajaran di sekolah dasar
Topik ini akan membahas tentang karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar
yang merupakan topik lanjutan dari karakteristik proses belajar dan fase-fase
perkembangan di Sekolah Dasar. Topik ini menyajikan ciri-ciri beberapa
pembelajaran di Sekolah Dasar sebagai gambaran aplikasi pembelajaran di Sekolah
Dasar.
Apabila Anda merasa telah menguasai karakteristik proses belajar dan tahapan
perkembangan di Sekolah Dasar selanjutnya Anda perlu mempelajari karakteristik
pembelajaran di Sekolah Dasar.
Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah :
1.
Kelas 1 dan
kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat
konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam
kurikulum 2004 pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
2.
Kelas 3
siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta
atau dari kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan
2.
3.
Kelas 4, 5,
dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep
atau prinsip-prinsip penerapannya.
A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran
(silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai
diberikan pada siswa kelas rendah (kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar. Proses
pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan
ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan
siswa.
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di
Sekolah Dasar, diantaranya adalah ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi
atau pengamatan. Penggunaan atau pemilihan strategi belajar harus
mempertimbangkan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu proses
belajar-mengajar.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran diarahkan supaya
siswa melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya, misalnya memecahkan permasalahan melalui permainan
sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat
dilakukan siswa Sekolah Dasar di kelas rendah.
1.
Menggolongkan
peran anggota keluarga.
2.
Menerapkan
etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di lingkungan.
3.
Menggunakan
kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat.
4.
Menceritakan
cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan menabung.
5.
Menceritakan
masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari cerita orangtuanya.
6.
Melakukan
mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri dan berjalan.
7.
Melakukan
latihan dalam meningkatkan kualitas fisik-motorik.
8.
Memperagakan
rangkaian gerak (ritmik) dengan musik.
9.
Mengeskpresikan
gagasan imajinasi unsur bunyi dan gerak melalui kegiatan eksplorasi dalam
bernyanyi dan menari.
10. Mengeskpresikan
gagasan artistik melalui kegiatan bernyanyi dan menari.
11. Mengkomunikasikan
gagasan dengan satu kalimat.
12. Mengkomunikasikan
gagasan sederhana dengan lisan dan tertulis. Membaca nyaring / bersuara teks
sederhana + 300 kata.
13. Menulis
dengan jelas dan rapi kalimat yang didiktekan dengan menggunakan huruf lepas
dan tegak bersambung.
14. Menulis
karangan pendek seperti slogan dan surat undangan, menulis menggunakan atau
disertai label, dan menulis petunjuk sesuatu permainan.
15. Menerapkan
EYD dalam menulis dan menggunakan huruf kapital untuk nama suku bangsa, nama
bahasa, dan judul karangan. Menulis tanda titik untuk memisahkan angka, jam,
menit, detik.
16. Menyimak dan
menceritakan kembali ragam teks sederhana; mendeklamasikan / melagukan pantun,
puisi, syair dan membaca cerita atau buku.
17. Mengaplikasikan
konsep atau alogaritma dalam pengerjaan pernjumlahan dan pengurangan.
18. Mengaplikasikan
konsep atau alogaritma dama pengerjaan bilangan.
19. Mengkomunikasikan
gagasan matematika dengan simbol atau diagram.
20. Membuat dan
menafsirkan model matematika dari masalah bilangan pengukuran atau bentuk
geometri.
21. Menentukan
pola sifat atau pola bangun menurut bentuk atau unsurnya.
22. Membilang
dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan dan pengurangan.
23. Melakukan
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan hubungannya.
B. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan
siswa tentang konsep dan generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan
soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat
dan membagi).
Di bawah ini ada beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan
siswa di kelas tinggi Sekolah Dasar.
1.
Mendeskripsikan
aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2.
Membandingkan
kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3.
Menyajikan
hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi setempat.
4.
Melakukan
diskusi kelompok tentang jual-beli.
5.
Menafsirkan
peninggalan-peninggalan sejarah.
6.
Melakukan
latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik.
7.
Memperagakan
berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan keselamatan diri.
8.
Memperagakan
rangkaian gerak dengan alat musik.
9.
Melakukan
kegiatan penjelajahan ke perkampungan di sekitar sekolah.
10. Mencoba
mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian variasi gerak.
11. Mendesain
model konstruksi.
12. Mencari,
menemukan, memilih informasi dari lingkungan sekitar sekolah.
13. Membaca dan
menghafal surat-surat pendek dan mengartikannya.
14. Mendengarkan
dan mencatat hal-hal yang penting dari uraian pembicara (pidato atau dakwah).
15. Membaca
dalam hati (secara intensif) teks pendek 3-4 paragraf.
16. Mendengarkan
secara apresiatif.
17. Mengaplikasikan
konsep alogaritma atau manipulasi matematika dalam pengerjaan bilangan
(termasuk negatif dan pecahan) pengukuran geometri.
18. Melakukan
operasi hitung campuran (bilangan bulat pecahan).
19. Melakukan
penyelidikan dengan menetukan variabel dan cara pengendaliannya.
20. Mengumpulkan
bukti perkembangbiakan makhluk hidup.
21. Menyelidiki
hubungan antara ciri makhluk hidup dan lingkungan hidup.
22. Mendesain
dan melakukan percobaan untuk menyelidiki antara hubungan gaya dan gerak.
23. Menyelidiki
pengaruh gaya magnet.
MODUL 3
MODEL-MODEL
DAN RUMPUN PEMBELAJARAN
Kegiatan
belajar 1
Model model
pembelajaran
Belajar kolaboratif adalah suatu kegiatan belajar antara dua orang atau
lebih yang dilakukan secara bekerja sama dalam suatu kelompok untuk memecahkan
suatu masalah guna mencapai tujuan tertentu. Inti dari belajar kolaboratif yatu
adanya kerja sama antara
dua orang siswa atau lebih, memecahkan
masalah secara bersama-sama, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Ada dua unsur penting dalam belajar kolaboratif yaitu tujuan yang
sama dan rasa ketergantungan yang positif antar anggota kelompok. Oleh karena
itu untuk mencapai tujuan tertentu
setiap siswa harus mempunyai rasa
ketergantungan yang positif maksudnya setiap anggota kelompok akan
berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggotanya bekerja sama
Kegiatan belajar 2
Rumpun model mengajar
Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara
efektif, dan membuat pelajar belajar secara lintas bidang studi dalam suatu
kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas serta untuk memperoleh informasi dan
keterampilan melalui inkuiri dari suatu akademik.
Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan
rencana pada pengaturan kelas umum atau konvensional. Rencana tersebut meliputi
pendalaman materi terpadu secara kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek.
Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru
mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial, peranannya dalam interaksi sosial
dengan cara-cara yang lebih efektif atau membuat pelajar menorganisasikan
informasi isu-isu sosial.
Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak
pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai masyarakat suatu Negara, di
tingkat nasional maupun internasional. Tujuan model ini untuk mempelajari kasus
– kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan public.
Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya
gaya belajar pebelajar dan seorang guru harus yakin bahwa semua dapat
dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara optimal apabila lingkungan
menyediakan cara kerja secara konseptual. Inkuiri sosial
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi,
konsep-konsep, cara berfikir, studi tentang nilai-nilai sosial dengan
menghubungkan aspek konitif dan sosial
Modul 4
Prosedur
pembelajaran
Kegiatan belajar 1
Keber hasilan proses pembelajaran di antaranya sangat
di pengaruhi oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran adalah alat untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh
dalam mengikuti kegiatan inti dalam pembelajaran
Pembeljaran adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan
pembelajaran
a.
Menciptakan
sikap dan suasana kelas yang menarik
b. Memeriksa
kehadiran siswa
c.
Menciptakan
kesiapan belajar siswa
d. Menciptakan
suasana belajar yang demokratis
2. Kegitan awal
pembelajaran
a.
Menimbulkan
motivasi dan perhatian siswa
b. Memberi
acuan
c.
Membuat
kaitan
d. Melaksankan
tes awal
Kegiatan
belajar 2
Kegiatan
inti dalam pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah peranan penting dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam kurikulum kegiatan inti
pembelajaran di arahkan pada peroses pembelajaran hendaknya melibatkan
siswa sebnyak mungkin, yang memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual maupun
perkelompok untuk itu kegiatan inti hendaknya merupakan kegiatan yang
bervariasi
Kegiatan
pembelajaran 3
Kegiatan
akhir dan tindaklanjut pembelajaran
Kegiatan ini di lakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan
kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang di
harapkan kegiatan ini harus di laksanakan secara sistem
matis,efektif,efisien,dan fleksibel.kegiatan yang dapat di laksanakan dalam
kegiatan akhir pembelajaran adalah :
1. Meninjau
kembali penguasaan siswa
2. Melaksanaka
penilaian
Kegiatan
tidak lanjut yang dapat di lakukan guru :
1. Memberikan
tugas atau latihan”
2. Menjelaskan
kembali bahan ajaran yang belum di kuasai
3. Menugaskan
membacakan materi yang tertentu
4. Memberikan
motivasi atau bimbingan belajar
5. Mengungkapkan
topik bahasan yang akan datang
Modul 5
Pemilihan
metode mengajar
Kegiatan
belajar 1
1. Faktor
–faktor yang perlu di pertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar adalah
faktor tujuan pembelajran, krakteristik, alokasi, waktu, fasilitas penunjang
2. Metode
mengajar merupaka salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajran
karena untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Penilaian
metode mengajar hrus di prtimbngkan dan mengacu pada pengembngan dan kemampuan
siswa
4. Metode
mngajar memiliki fungsi sentral dalam pembelajaran yaitu sebagai alt atau cara
untuk mencapa pembelajaran
5. Tujuan
pembelajran atau kompetensi dasar adalah merupakan pernytaan yang di harapkn
dapat di ketahui di lakukan setelah mngikuti proses pembelajaran
6. Setip proses
pemilihan metode mengajara harus di dasarkan pada hasil kajian
Kegiatan
belajar 2
Jenis jenis
metode mengajar
1. Pengalaman
belajar
2. Penggunaan
metode ceramah
3. Penggunaan
metode diskusi
4. Penggunaan
metode simulasi
5. Penggunaan
metode demontrasi
6. Penggunaan
metode ekperimen
7. Penggunaan
metode karyawisata
8. Penggunaan
metode pemecahan masalah
Kegiatan
belajar 3
Hubungan
pengalaman belajar dengan metode mengajar
1. Belajar pada
hakikatnya merupakan suatu peroses atau aktivitas siswa di katakan belajar bila
ada aktivitas pada dirinya
2. Pendekatan
kontruktivis merupakan bagian dari keterampilan
3. Pengalaman
menyimak yang merupaka yang di peroleh dari metode ceramah
4. Pengalaman
yang di peroleh siswa dalam pembelajaran dapat berupa pengalaman intlektual
5. Dalam metode
diskusi siswa dapat berpengalaman untuk menyelesakan masala dengan cara
berkelompok
6. Pembelajaran
simulasi secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap
pengalaman belajar siswa di antranya peran, kerja sama
7. Pengalaman
yang cendrung dapat di peroleh dalam demontrasi
8. Dampak
pembeljara yang langsung maupun tidak langsung
9. Dampak
pengalaman yang di peroleh dari karyawisata yaitu pengalaman nyata praktis, dan
konkret
Modul 6
Kegiatan
pembelajaran 1
Hakikat
pungsi dan peranan media pembelajaran
Media
pembelajaran
Media dimanfaatkan berbagai pihak untuk keperluan sehari-hari. Misalnya
duniabisnis, perusahaan ingin mempromosikan produknya di pasaran dengan
memanfaatkan mediaatau sarana seperti televisi, radio, surat kabar,
brosur, leaflet poster dan lain-lain.Guru menggunakan media pembelajaran
agar informasi dapat diterima dan diserapdengan baik oleh siswa. Sebagai wujud
bahwa bahan ajar diterima oleh siswa dibuktikandengan terjadinya
perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.
Menurut Heinich, dkk (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.
Media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata“medium”
secara harfiah berarti“perantara”. Yaitu perantara sumber pesan (a source)
dengan penerima pesan (receiver ).Seperti film, televisi, diagram, bahan
tercetak ( printed materials), komputer, dan instruktur.Menurut
Schramn (1977), teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluanpembelajaran. MenurutBriggs (1977), sarana fisik untuk
menyampaikan isi ataumateri pembelajaran seperti buku,film, video,slide, dan sebagainya.
Menurut NEA (1969),sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologiperangkat kerasnya. Guru
berperan sebagai komunikator (communicator ) bertugas menyampaikan pesanatau
bahan ajar (messages) kepada siswa. Siswa bertidak sebagai penerima pesan
(receiver atau communicant). Media pembelajaran adalah wahana penyalur
pesan atau bahan ajar yangdisampaikan guru.Komunikasi dua arah (two way
traffic communication) atau lebih (multi way trafficcommunication) adalah
kondisi dimana siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pesannamun bias saja
bertindak sebagai penyampai pesan maka diperlukan media untuk lebihmeningkatkan
tingkat keefektifan pencapaian tujuan atau kompetensi. Media pembelajaran
terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atauperangkat keras
(hardware), dan unsur pesan yang dibawa (messages
atau software). Medpembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan,
namun yang terpenting adalah pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh
media. Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa turut aktif dalam
pembelajaran maka dibutuhkan fasilitas sebagai media pembelajaran sehingga
dapat lebih mengoptimalkanpencapaian hasil belajarnya. Pengetahuan paling
banyak diperoleh secara visual atau indrapengelihatan, setelah itu melalui
indra pendengaran. Pengetahuan diperoleh lebih maksimalsecara audiovisual
(pendengaran dan pengelihatan).
Fungsi media
pembelajaran :
1.
Bukan merupakan fungsi tambahan.
2.
Merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran.
3.
Penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang
ingin dicapai dan isipembelajaran itu sendiri.
4.
Bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
5.
Berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6.
Meningkatkan kualitas belajar-mengajar.
7.
Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.
Nilai dan
manfaat media pembelajaran :
1.
Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
2.
Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau
sukar didapat.
3.
Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4.
Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat
atau lambat
Kegiatan
belajar 2
Jenis dan
krakteristik media pembelajaran
1. Ada 3 jenis
media pembelajaran yang perlu di pahami oleh para guru, yaitu media visual.
Media audio, dan media audio visual dari masing masing jenis media tersebut
terdapat berbagai bentuk media yang dapat di kembangkan dalam kegiatan kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar.
2. Media visual
adalah media yang dapat di liat dengan amenggunakan media penghlihatan terdiri
atas media yang di proyeksikan ( projekted visual ). Media audio adalah media
merangsang piqiran, perasaan, perhatian yang dapat memancing kemauan siswa
untuk memahami bahan ajar dan jenisnya, seperti program kaset suara ( audio
kasette ). CD audio, dan program radio. Sedangkan media audiovisual merupakan
kombinasi dari media audio dan media visual di sebut media pandang dengar.
3. Setaip media
memiliki karakteristik ( kelebihan dan keterbatasan ), oleh karena itu tk ada
media yang dapat di gunakan untuk di gunakan semua situasi atau tujuan media
mana yang akan di gunakan ketergantungan kepada kompetensi/tujuan yang ingin di
capai sifat bahan ajar ketersidiaan media tersebut dan kemampuan guru dalam
menggunakannya
Kegiatan
belajar 3
Pemilihan,
penggunaan, dan perawatan media pembelajaran
1. Media
pembelajaran adalah jenis – jenis media pembelajaran alternatif mudah di buat
bahanya mudah di peroleh mudah di gunakan serta hanya lebih murah namaun
demikian sederhana tidaknya suatu media tersebut sebensrnya tergantung pada
kondisi atu sekolah
2. Pemilihan
media pembelajan pada hakikatnya merupakan peroses pengambilan keputusan yang
di lakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat di
gunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sifat materi yang akan di
smapaikan setinggi yang di gunakan serta evaluasinya adanya pilihan media ini
di sebutkan sangat banyak dan bervariasi jenis media dengan karakteristik yang
berbeda – beda
3. Kegunaan
media pembelajaan sdederhana perlu memperhatikan tujuan yang akan di capai
sifat dari bahan ajar karakteristik sasaran peljar membuka ( siswa ) dan
kondisi tepat / ruangan yang menjadi pertimbangan antara lain kesederhanaan
menarik perhatian adanya penonjolan/penekanan ( misalnya dengan warna)
direncanak dengan baik serta menggunakanya siswa lebih aktif belajar
4. Untuk
memelihara media pembelajaran agar awet dan dapat di gunakan lebih lama perlu
di punyakan berbagai cara baik secara teknis misalnya dengan memberi bingkai kepada
media grafis ( moniting frame ) maupun yang lebih ideal yaitu menyediakan
tempat / ruangan secara khusus di set untuk menyimapan berbagai jenis media
pembelajaran
Kegiatan
belajar 4
Pemanfaatan
lingkungan sebagai media pembelajaran
1. Sumber pembelajaran
adalah semua sumber yang di gunakan oleh siswa dalam pembelajaran sumber –
sumber tersebut dapat berupa pesan atau informasi orang bahan – bahan
alat/perlengkapan teknik/metode dan lingkungan
2. Lingkungan
sebagai sumber pembeljaran yang memiliki nilai – nilai yang sangat berharga di
optimalkan dalam peroses pembelajaran lingkunagn dapat memperkaya bahan dan
kegiatan pembelajaran siswa
3. Lingkungan
yang dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar terdiri atas lingkungan sosial
dan lingkungan fisik/lingkungan alam lingkunngan sosisial dapat di gunakan
untuk mempelajari ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan lingkungan alam dapat di
gunakan untuk mempelajari gejala – gejala alam serta dapat menumbuhkan
kesadaran siswa akan cinta alam dan berpartisipasi dalam media alam
4. Prosedur
belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat di tempuh
melalui kegiatan dengan membawa siswa kelingkungan seperti survei, karyawisata,
berkemah di alam terbuka praktik lapangan dan pelayanan kepada masyarakat atau
dengan membawa lingkungan kedalam kelas/ sekolah, seperti pemanfaatan nara
sumber yang ada di masyarakat untuk berbicara di sekolah
5. Agar
penggunaan lingkungan agar sumber belajar berhasil dengan baik perlu di lakukan
perencanaan plaksanaan dan tidak lanjut dalam melangkah- langkah trsebut
guru-guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan
tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
MODUL 7
KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR 1
Kegiatan
belajar 1
Keterampilan
bertanya
Guru perlu
menguasai keterampilan beratnya karena
a.
Guru
cendrung mendominasi kelas dengan ceramah
b.
Meningkatnya
keterlibatan siswa
c.
Merangsang
siswa untuk mengajukan pertanyaan
d.
Mendominasi
kelemahan siswa
e.
Memusatkan
perhatian siswa pada satu masalah
f.
Membantu
siswa menggunakan pendapat dengan bahan yang baik
Keterampilan
bertanya dasar terdiri atas komponen- komponen
a.
Pengajuan
pertanyaan secara jelas dan singkat
b.
Pemberian
acuan
c.
Pemusatan
d.
Pemindahan
giliran
e.
Penyebaran
f.
Pemberian waktu berfikir
g.
Pemberian
tuntutan
Keterampilan
bertanya lanjut terdiri dari komponen
a.
Pengubahan
tuntuan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b.
Pengaturan
urutan pertanyaan
c.
Penggunaan
pertanyaan pelacak
d.
Penignktan
terjadinya interaksi
Dalam
menerapkan keterampilan dasar dan lanjut guru perlu memperhatikan perinsip –
prinsip berikut
a.
Kehangatan
dan keantusiasan
b.
Menghindari
kebiasaan menggulung pertanyaan sendiri menjawab pertanyaan sendiri menganjukan
pertanyaan yang mengundang jawaban serempak mengulangi jawaban siswa mengajukan
pertanyaan ganda dan menujuk siswa siswa sebelum mengajukan pertanyaan
c.
Waktu
berfikir yang di berikan pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang di
berikan untuk pertanyaan tingkat dasar
d.
Pertanyaan
pokok harus di sesuaikan terlebih dahulu kemudian dinilai sesudah selesai
belajar
Kegiatan
belajar 2
Keterampilan
memberi penguatan
Penguatan adalah respon yang di berikan oleh guru terhadap prilaku siswa
yang baik yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau
meningkatkan prilaku yang baik tersebut penguatan di berikan dengan tujuan
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar mengontrol dan memotivasi prilaku
yang negatif menumbuhkan rasa prcaya diri serta memelihara iklim kelas yang
kondusif pengutan di bagi menjadi pengutan perbal dan non verbal penggunaan
verbal di berikan dalam untuk kata kata / kalimat pujian sentuhan kegiatan yang
menyenangkan, serta benda / simbol pengutan dapat juga di berikan dalam bentuk
pengutan tak penuh jika respon/ prilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan
dalam memberikan pengutan harus di perhatikan seperti – seperti berikut:
1. Kehangatan
dan keantusiaan
2. Kebermaknaan
3. Hindari
respon negatif
4. Pengutan
harus berpariasi
5. Sasaran
pengutan harus jelas
6. Penguatan
harus diberikan segera setelah prlaku yang di harapkan muncul
Kegiatan
belajar 3
Keterampilan
mengadakan variasi
Variasi
adalah keanekaragaman yang membuat sesuatu menonton variasi di dalam kegitan
pembelajran dapat mengilangkan kebosanaan, meningkatkan minat dan keinginan
tahuan siswa, melayani gaya belajr siswa yang beragam,
Komponen
keterampilan mengadakan variasi di bagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
1. Variasi dalm
gaya belajar yang meliputi variasi secara, pemusatan perhatian, penyiapan
pergantian posisi guru, kontak pandung, serta gerakan badan dan mimik
2. Variasi pola
intraksi dan kegiatan
3. Variasi
penggunaan alat bantu pelajar yang meliputi alat/bahan yang dapat di dengar, di
lihat dan di manipulasi dalam mengadakan variasi, guru perlu meningkat
prinsip-prinsip penggunanya, yang meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran,
dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat alat dan bahan yang memerlukan
penataan khusus
MODUL 8
KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR 1
KETERAMPIULAN
MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Komponen
keterampilan membuka peljaran adalah sebagai berikut
a.
Menarik
perhatian yang dapat di lakukan dengan
1. Memvariasikan
gaya mengajar guru
2. Menggunakan
alat bantu mengajar
3. Memvariasikan
pola interaksi
b. Menimbulkan
motivasi yang dapat di lakukan dengan
1. Menujukan
kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan
rasa ingin tau
3. Mengemukakan
ide yang bertentangan
4. Memperhatikan
minat siswa
c.
Memberi
acuan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas
2. Menyarankan
langkah-langkah yang akan di lakukan
3. Mengingatkan
masalah pokok yang akan di bahas
4. Mengajukan
pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan materi yang akan di bahas
d. Membuat
kaitan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengaitkan
aspek-aspek yang relvan dari bidang studi yang telah di ajarkan
2. Membandingkan
dan mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama
3. Menjelaskan
garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali beru
KEGITAN
BELAJAR 2
KETERAMPILAN
MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Guru perlu
menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena
1. Musyawarah (
diskusi ) sesudah membudaya dalam masyarakat indonesia
2. Tiap warga
negara indonesia di harapkan memiliki keterampilan diskusi
3. Keterampilan
berdiskusi / memimpin diskusi tidak di bawa sejak lahir
4. Diskusi
punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pembentukan
sikap nilai kebisaan dan keterampilan
Dikusi
kelompok kecil dapat terjadi jika sarat-sart berikut dapat di penuhi antara
lain
1. Jumlah
anggota kelompok 3 – 9 orang
2. Terjadinya
tatap muka informal
3. Ada tujuan
yang ingin di capai
4. Berlangsung
secara sistematis
Komponen
keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri dari
1. Memusatkan
perhatian
2. Memperjelas
masalah masalah/urain siswa
3. Menganalisis
pandangan siswa
4. Meningkatkan
uraian siswa
5. Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
6. Menutup
diskusi
Agar
dapat menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil secara
efektip. Guru harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain;
1. kesesuaian
diskusi dengan topik bidang studi yang di bahas;
2. kekuatan dan
kelemahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran;
3. perencanaan
dan persiapan yang matang;
4. iklim
diskusi yang terbuka dan bersahabat;
5. pemilihan
topik diskusi yang tepat;
Kegiatan belajar 3:
Keterampilan mengelola kelas.
Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal,kondisi
belajar yang optimal sangat menentukan kehasilannyakegiatan pembelajaran.oleh
karna itu, guru perlu menguasai keterampilan untuk menciptakan kondisi yang
optimal tersebut.kegiatan pembelajaran dapat di badakaan menjadi dua masalah
,yaitu masalah istruksional dan masalah pengelolaan .guru harus dapat
membedakan kedua masalah tersebut agar dapat menanganinya secara teepat.
Masalah intrusional harus di selesaikan secara intruksional , sedangkan sistim
pengelola harus di selesaikan secara pengelola ,komponen ketrampilan mengelola
kelas terdiri dari keterampilan yang bersipat prepentip dan ketrampilan yang
bersipat represif, ketrampilan yang bersipat preventip terkait dengan usaha
mencegah terjadinya gangguan,yang dapat di tunjukan dengan :
1. sikap
tangkap;
2. membagi
perhatian;
3. memusatkan
perhatian kelompok;
4. memberikan
petunjuk yang jelas;
5. menegur;
6. memberikan
penguatan;
Keterampilan yang bersipat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi
gangguan yang muncul, yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan berikut:
1. Modifikasi
tingkah laku ,yang mencakup:
a.
meningkapkan
tingkah laku yang di harapkan.
b.
mengajarkan
tingkah laku yang baru, dan
c.
mengurangi
/menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan
2. Pengelola kelompok, yang menekankan pada
pemecahan masalah melalui diskusi kelompok.
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah.
Agar dapat
mengelola kelas secara efektip guru harus memperhatikan beberapa hai di samping
menghindari sejumlah prilaku yang dianggap mudah menimbulkan gandguan.
Kegiatan belajar 4
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Pada
dasarnya, siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan yang
lainnya.untuk melanyani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian
kegiatan klasikal, keloompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika
dipenuhi syarat –syarat tertentu.
1. ada hubungan
yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2. siswa
belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3. siswa
mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4. siswa
dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
5. guru
dapatmemainkan berbagai peran.
Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat di buat
berbagai variasi, sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta
kemampuan dan fasilitas yang ada. Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil
dan perorangan, guru harus menguasai 4 kelompok komponen keterampilan sebagai
berikut:
1. keterampilan
mengadakan mendekatkan secara pribadi.
2. keterampilan
mengoganisasikan.
3. keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar
4. keterampilan
merancanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Modul 9
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
Kegiatan
belajar 1
Kegiatan
remedial
Kegiatan Pra
dan Awal Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan
pra-instruksional Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkansiswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktudalam
kegiatan pendahuluan pembelajaran perlu diperhatikan, karena waktu
yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat sekitar 5(lima)
menit. Oleh karena itu, dengan waktu yang relatif
singkatdiharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran yangbaik,
sehingga aktivitas-aktivitas pada awal pembelajaran tersebut dapatmendukung
proses dan hasil pembelajaran siswa. Dari uraian di atas, menunjukan bahwa
betapa pentingnya prapembelajaran atau kegiatan pendahuluan dalam proses
pembelajaran dikondisikan sedemikian rupa. Supaya dapat melaksanakan
kegiatanawal pembelajaran seperti yang diharapkan diatas, marilah kita
kajikegiatan-kegiatan apa saja yang perlu dilaksanakan hingga tercipta proses
prapembelajaran yang efektif? Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kegiatan awal ataupendahuluan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu kegiatan awal
dalampembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis,
fleksibel, efektif, dan efisien.Untuk memahami tentang kegiatan dan prosedur
dalam kegiatanawal pembelajaran, di bawah ini akan diuraikan
tentang kegiatan tersebut.1.
Menciptakan
Kondisi Awal Pembelajaran
Proses
pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapatmengkondisikan
kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajartersebut harus dimulai dari
tahap prainstruksional (tahap pendahuluan atau awal pembelajaran). Upaya
yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal
pembelajaran yang baik diantaranya:
a.
Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang
MenarikKondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depankelas. Guru
harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang,
kaku bahkan takut. Kondisiyang menyenangkan ini harus diciptakan
mulai dari awalpembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan
aktivitasbelajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat
menghambat kreativitas siswa. Di samping itu, perlu adanya kesiapan maupun
penataaan alat-fasilitas kelas yangmemudahkan siswa beraktivitas belajar dalam
kelas. Hal kecil juga dapat berpengaruhi terhadap kondisi belajar
misalnyakebersihan dan kerapihan tempat belajar.
b.
Mengabsen Siswa, Guru mengecek kehadiran siswa.
Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan
cara siswa yang hadir disuruh menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru
menanyakan mengapa yang bersangkutan tidakhadir? dan seterusnya. Secara tidak
langsung guru telahmemberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin
dalammengikuti pelajaran dan membiasakan diri apabila tidak hadirperlu
memberitahukan pada guru yang disampaikan melalui temannya secara lisan atau
tertulis.
c.
Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa Kegiatan
pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar
siswa. Kesiapan (readinees) belajar siswamerupakan salah satu prinsip
belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Ada beberapa
alternatif yang dapat dilakukan guru dalammenciptakan kesiapan dan semangat
dalam belajar siswa, khususnya dalam awal pembelajaran, alternatif yang
perludilakukan guru di antaranya:
a.
membantu
atau membimbing siswa dalam mempersiapkanfasilitas/sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatanbelajar;
b.
menciptakan
kondisi belajar untuk meningkatkan perhatiansiswa dalam belajar;
c.
menujukan
minat dan penuh semangat yang tinggi dalammengajar;
d.
mengontrol
(mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dariawal pembelajaran;
e.
menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengantujuan pembelajaran dan menarik perhatian
siswa;
f.
menentukan
kegiatan belajar yang memungkinkan siswadapat melakukannya
kegiatan belajar 2
kegiatan pengayaan
A. RUMPUN MODEL
PERSONAL
Model belajar personal dimulai dari
pandangan tentang harga diri individu. Sesorang berusaha memperoleh pendidikan
sehingga berusaha memahami diri sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab
atas pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan
lebih kuat, lebih sensitive, dan kreatif. Dalam model ini beberapa type, di
antaranya :
1.
Pengajaran
Nondirektif
Model ini
menekankan agar siswa memainkan peran dengan dibantu oelh guru . guru berusaha
membantu pelajar untuk memahami bagaimana memainkan peran utamma dalam
pencapaian pendidikannya.
Model ini
digunakan dengan beberapa cara: Pertama,
digunakan sebagai model dasar untuk melaksanakan seluruh program
pendidikan. Kedua,
mengkombinasikan dengan model lain agar meyakinkan siswa dalam kegiatan belajar
Ketiga, digunakan ketika
pelajar merencanakan proyek belajar mandiri maupun kooperatif. Keempat, digunakan secara peridik
ketika memberikan konseling kepada pelajar.
2.
Peningkatan
Harga Diri
Abraham
Maslow berpendapat bahwa model ini digunakan untuk membimbing suatu program
dalam hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi.
B.
RUMPUN MODEL
SISTEM PRILAKU
Model ini sering disebut teori
belajar sosial, modifikasi prilaku, terapi perilaku, dan cybernetic. Ada
beberapa type dalam model ini, di antaranya:
1.
Belajar
Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Model ini biasa disebut dengan teori
belajar tuntas, belajar dengan bagian demi bagian dengan cara maju
berkelanjutan. Setelah selesai pelajar diberikan latihan untuk mengujur
keberhasilan.
2.
Pembelajaran
Langsung
Studi tentang perbedaan antara guru
mengajar yang lebih baik efektif dan kurang efektif, serta dari teori belajar
sosial, suatu paradigm untuk pembelajaran secara langsung kepada siswa,
serangkaian kegiatan yang jelas dengan tujuan.
3.
Belajar
Melalui Simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan
dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic. Salah satu diantaranya
adalah model teori ke praktikdan yang lain adalah simulasi.
Tag :
PDGK4105
2 Comments for "Resume PDGK 4105"
Terima kasih bang Vedy Nugraha
sama sama semoga bermanfaat